Salah satu upaya kami menjadikan cms WordPress Anda optimal dalam artian cepat memberikan response data ke pengguna situs adalah dengan melakukan sedikit modifikasi media penyimpanan cache untuk Plugin WP Super Cache. Secara default, WP super Cache memanfaatkan resources HDD maupun SSD, namun perlu kami informasikan kepada pengguna layanan kami khususnya, bahwa media penyimpanan cache tidak lagi menggunakan HDD/SSD namun kami rubah menggunakan media RAM Disk (Virtual Disk).
Untuk melihat perubahan tersebut dan juga besaran kapasitas penyimpanan yang telah digunakan, silahkan login ke terlebih dahulu ke VPS Anda kemudian ketikkan perintah df -h untuk melihatnya, akan tampak daftar seperti berikut :
df -ah | grep tmpfs devtmpfs 1.0G 0 1.0G 0% /dev tmpfs 1.0G 0 1.0G 0% /dev/shm tmpfs 1.0G 9.2M 1015M 1% /run tmpfs 5.0M 0 5.0M 0% /run/lock tmpfs 1.0G 0 1.0G 0% /sys/fs/cgroup tmpfs 1.0G 0 1.0G 0% /tmp tmpfs 384M 4.0K 384M 1% /home/useranda/wordpress/wp-content/cache tmpfs 256M 20M 237M 8% /tmp/opcache
Mengapa menggunakan RAM Disk ?
Penggunaan Ram Disk sebagai web cache merupakan satu dari sekian banyak teknik optimasi yang kami gunakan untuk Anda, ini sangat cocok sekali digunakan sebagai media simpan untuk file yang telah dihasilkan oleh plugin WP Super Cache dalam bentuk format static HTML dan juga dalam bentuk kompresi zip dari objek cache karena ukurannya yang kecil.
File-file cache tersebut disimpan secara temporari dalam blok Random Access Memory (RAM) yang dimanfaatkan sebagai Disk Drive (penyimpanan sekunder).
Secara teknis, akses file RAM Disk jauh lebih cepat ketimbang HDD/SSD. Ram Disk lebih ideal karena hanya dibatasi oleh kecepatan RAM, sedangkan HDD/SSD kecepatannya dibatasi oleh kecepatan bus penyimpanan standar seperti IDE (PATA), SATA dan PCIe (NVME), termasuk juga kemampuannya dalam menggunakan, membaca dan menulis ke drive.
Merubah ukuran alokasi RAM DISK.
Tentu seiring dengan waktu, pertumbuhan konten akan terus bertambah, maka akan diperlukan penyesuaian kembali alokasi media penyimpanannya terhadap file-file cache yang dihasilkan dari konten tersebut.
Dan perlu kami ingatkan kembali, secara default WP Super Cache berada pada directory /home/useranda/wordpress/wp-content/cache
dan untuk meresize alokasinya, gunakan perintah berikut :
mount -o remount,size=4G tmpfs /home/useranda/wordpress/wp-content/cache
Silahkan rubah nilai 4G di atas sesuai besaran yang Anda perlukan untuk website, namun harap diperhatikan juga ketersediaan total dari memory VPS yang Anda miliki dan juga swap.
Alokasi yang sudah ditentukan untuk Ram Disk tidak akan bertambah secara dinamis dan juga tidak akan melebihi kapasitas yang ditentukan. Jika quota penuh maka secara otomatis akan menggunakan Swap.
Langkah selanjutnya adalah membuat mount point untuk perubahan tersebut agar tidak hilang modifikasinya saat virtual server direstart. Gunakan perintah berikut untuk merubahnya :
nano /etc/fstab
Kemudian tambahkan perintah berikut ini :
tmpfs /home/useranda/wordpress/wp-content/cache tmpfs defaults,size=4G,mode=777 0 0
Jika sudah diinputkan, lalu keluar dari konsol dengan menekan crtl + x , pilih opsi y kemudian enter untuk menyimpan perubahannya.
Selanjutnya lakukan juga pengujian kembali dengan menggunakan perintah berikut untuk melihat daftar dan alokasi perubahan WP Super ache pada temporary file system Anda :
df -ah | grep tmpfs
Masukkan email untuk berlangganan artikel